-->

Senin, 13 Februari 2012

AKSI UNJUK RASA MENUNTUT PENCABUTAN IZIN PT.RAPP DI PULAU PADANG


Pekanbaru, 1titik.com (13/2/2012) Solidaritas Rakyat Riau Untuk Pulau Padang (SORRAK PULAU PADANG) menggelar aksi unjuk rasa di kantor Dinas Kehutanan Provinsi Riau. Aksi Demo yang diikuti sekitar 60 orang tersebut menginginkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan perintah kepada Kementrian Kehutanan untuk mencabut surat izin PT. Riau Andalan Pulp and Paper di Pulau (SK Menhut No.327/Menhut-II/2009). Aksi demontrasi dilaksanakan di Tugu Slais, Kantor DInas Kehutanan Provinsi Riau, kantor Gubernur Riau.
Seperti yang dikatakan oleh kordinator aksi, Antoni Fitra, pada saat membacakan Pernyataan Sikap SORRAK Pulau padang di kantor Dinas Kehutanan yaitu SORRAK meminta Presiden SBY mencabut Izin PT.RAPP di Pulau Padang, jika tidak maka RAPP akan di “bima-kan”. Menanggapi tuntutan itu, Kepala Dishut Riau Zulkifli Yusuf menyatakan, tuntutan itu tidak mungkin dilakukannya karena SBY bukan atasannya. “...Namun bagaimana pun saya akan terima aspirasi ini dan meneruskannya ke atasan saya. Tetapi untuk diketahui apa yang jadi tuntutan bapak-bapak, ibu-ibu dan adik-adik mahasiswa ini sekarang sedang berproses. Tim terpadu yang dibentuk Menhut masih bekerja untuk mencarikan solusi yang terbaik,” ungkapnya.
Setelah berorasi di depan kantor Dishut, Antoni mengatakan kepada Wartawan. “yang jelas kami menyampaikan ini adalah warning. Warning dari rakyat Riau, bahwa rakyat Riau serius dan tidak main-main terhadap kesejahteraan rakyat. Makanya kami meminta dalam waktu satu bulan paling lambat pemerintah sudah mengambil keputusan sikap untuk merevisi SK tersebut. Jadi kalau dalam satu bulan tidak direvisi maka kekuatan akan lebih besar lagi menduduki kantor RAPP”.
Setelah melaksanakan aksi di Dishut Riau, massa bergerak menuju kantor Gubernur Riau. Massa menginginkan Gubernur Riau hadir dan bertatap muka langsung dengan Masyarakatnya yang melakukan unjuk rasa di depan kantornya. Namun, Rusli Zainal atau pun Mambang Mit tidak hadir langsung untuk menemui mereka dan hanya menyuruh utusannya untuk menemui massa. Keadaan ini membuat massa kecewa.
“Ini bukan pertama kali, ketika rakyat datang menyampaikan aspirasi di kantor Gubernur. Ini sudah sering kali, Gubernur maupun wakilnya tidak pernah mau bertemu dan menghadapi dan mendengar langsung aspirasi rakyat yang notabenenya warga mereka. Harusnya sebagai pemimpin ini bisa lebih aspiratif, artinya mau untuk mendengar suara rakyat, jelas kami kecewa. Kami berharap Gubernur Riau harus bisa bijak melihat persoalan Pulau Padang ini. Kami tidak inginkan tragedi Bima Jilid II terjadi di Pulau Padang”, ungkap Hariansyah Usman, Direktur Eksekutif Walhi Provinsi Riau. (ald/foto:By)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons