Makassar, 1titik.com. (15/1/2012) Dugaan
kasus korupsi penyelewengan dana anggaran Revitalisasi Benteng Fort Rotterdam
sebesar 24 miliar oleh Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, direspon
oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi
(GERMAK) dengan menggelar aksi unjuk rasa di depan Benteng Fort Rotterdam. Aksi
tersebut juga dilanjutkan ke depan Kantor Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan di Jl.
Sudirman, dan simpang simpang Jl. A.P Pettarani- Jl. Pelita Raya serta Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat (Kejati Sulselbar).
Aksi tersebut menuntut Kejati untuk mengusut tuntas kasus dugaan korupsi tersebut. Aksi tersebut juga menuntut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Syuaib Mallombasi agar segera mengundurkan diri.
Dalam orasinya, Ketua Umum GERMAK Ashari Setiawan mangancam dengan lantang akan berlaku anarkis jika Syuaib tidak segera turun. ”Sejarah tahun 1998 membuktikan mahasiswa mampu merubah dunia, merubah orde lama menjadi zaman reformasi”, tegasnya untuk meyakinkan keinginan mereka, para pengunjuk rasa.
Sementara itu, saat menggelar aksi di depan Kantor Kejati, Asisten Pidana Khusus Kejati Sulawesi Selatan, Chaerul Amir merespon pengunjukrasa dan menyatakan bahwa kasus dugaan korupsi tersebut sedang dalam langkah-langkah penyelidikan.
Unjuk rasa juga diwarnai dengan
pembakaran ban bekas beserta foto close
up kepala dinas. Pengunjukrasa yang memenuhi badan jalan menyebabkan
terganggunya arus lalu lintas. (ptwi/adr)